Selasa, 15 Desember 2015

MAKALAH PAMERAN SENI

MAKALAH
Pameran Seni Rupa
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa yang dibimbing oleh Bapak Mohammad Reyhan Florean,M.Pd

Kelompok : 7
Kelas : 3-A
Nama Anggota :
1. Fury Rachmaningarum      (14186206027)
2. Tria Mega Pratiwi      (14186206028)
3. Elmi Apriliana Sholekhah (14186206029)
4. Angga Purbo Sasono (14186206030)
5 Jauharotul Habibah     (141862060331)
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
PRODI PGSD
Desember 2015

Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa di semester 3 ini.
Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mohammad Reyhan Florean,M.Pd selaku dosen pembimbing kami dan segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah Pameran Seni Rupa.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Tulungagung, 4 Desember 2015

Penyusun

Daftar Isi
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang 4
1.2  Rumusan Masalah 4
1.3  Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Manajemen Pameran dan sistematika pameran seni 5
2.2  Proposal Pameran 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 19
Daftar Rujukan 21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dunia kesenian di zaman sekarang tentu saja tidak bisa terlepas dari persoalan-persoalan manajerial, ini bisa saja dilihat dari semakin banyaknya pertunjukan-pertujukan atau pameran karya seni yang semakin  membutuhkan pengelolaan yang terorganisir dan rapi.
Dilihat dari sejarahnya, sebenarnya pengelolaan terhadap karya seni pun sudah diterapkan oleh para seniman-seniman khususnya di Indonesia, tapi tentu saja pengelolaan tersebut tidak seperti yang ada pada zaman sekarang. Kita lihat saja bagaimana masyarakat minang akan menampilkan sebuah pertunjukan randai atau masyarakat jawa yang menampilkan pertunjukan gamelan nya. Pada dasarnya mereka sudah melakukan sebuah pengelolaan terhadap sebuah pertunjukan, namun apa yang mereka lakukan belum seperti zaman sekarang ini yang semakin berkembang dari berbagia aspek, baik dari aspek sosiologis, antropologis, teknologi informasi dan bahkan karya seni itu sendiri.
            Pada manajemen pertunjukan, tentu saja berbeda dengan manajemen pendidikan atau manejemen rumah sakit. Didalam manajemen kesenian itu sendiri juga banyak pembagian-pembagian lainnya seperti manajemen Organisasi  seni Pertunjukan, manajemen event festival manajemen produksi, manajemen panggung. Jadi dalam manajemen kesenian  itupun masih banyak pembagian yang lain nya. Setiap pembagian diatas memiliki keunikan yang berbeda pula satu sama lain, tapi tetap pada konteks kesenian, apakah itu seni pertujukan atau seni rupa

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen pameran seni dan sistematika pameran seni ?
2. Bagaimana bentuk proposal pameran seni ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manajemen pameran seni dan sistematika pameran seni
2. Untuk mengetahui bentuk proposal pameran seni

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Pameran dan Sistematika Pameran Seni

2.1.1    PENGERTIAN MANAJEMEN
          Secara etimologis manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (merencanakan).  Pada dasarnya, ada dua tujuan utama dalam memelajari manajemen. Pertama, agar orang atau kelompok dapat bekerja secara efisien. Maksudnya, mereka dapat bekerja dengan suatu cara atau metode sistematis sehingga segala sumber yang ada (tenaga, dana, dan peralatan) dapat digunakan lebih baik. Dengan begitu, akan tercapai hasil yang diharapkan. Dalam arti lain, efisiensi itu terjadi jika pengeluaran lebih kecil dari penghasilan, atau hasil yang diperoleh lebih besar dari penggunaan sumber yang ada. Kedua, tujuan memelajari manajemen agar dalam bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan, kelancaran, dan kelangsungan usaha itu sendiri.
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir.
- Perencanaan : Dalam perencanaan ini yang pertama dilakukan adalah menetapkan sasaran lalu memilih tindakan yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada.
- Pengorganisasian : Dalam proses ini dilakukan pengalokasian sumber daya, penyusunan jadwal kerja dan koordinasi antar unit-unit dalam suatu kepanitiaan.
- Pengendalian : Pengendalian di sini berarti membandingkan perencanaan dengan realisasi. Lalu mengambil tindakan koreksi atas realisasi yang tidak sesuai dengan perencanaan.

2.1.2  FUNGSI MANAJEMEN
            Manajemen akan membantu organisasi seni pertunjukan di dalam mewujudkan harapannya untuk memproduksi karya secara maksimal. Regulasi ke arah itu diupayakan dengan melalui pemberdayaan berbagai komponen yang terkait untuk bersinergis dalam membangun jaringan yang tanggam seperti proporsi rumah laba-laba. Apabila berbagai komponen pendukung yang dirasakan dapat digunakan sebagai stimulus dalam mempermulus laju dan perkembangan produksi seni pertunjukan sebaiknya dilakukan secara komprehensif. Di sini faktor keberuntungan, perencanaan produksi, strategi penerapan dan penggunaan celah yang mendatangkan peluang bisnis besar perlu diterapkan walaupun pada kapasitas produksi untuk oenyajian karya seni sebagai hobi saja. Dengan demikian diperlukan kerja keras berbagai komponen yang terlibat dan sekaligus upaya penanganan hambatan harus diminimalisir secara tepat, sehingga pelaksanaan produksi karya seni menjadi pilihan dan harapan bersama.
2.1.3 PROSES SEBELUM PEMENTASAN
1. PEMBENTUKAN KEPANITIAAN
            Agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar, maka dibentuklah suatu kepanitiaan kegiatan. Panitia adalah sekelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mempertimbangkan dan mengurus hal-hal yang ditugaskan kepadanya. Tujuan apa yang ingin dicapai dalam kepanitiaan bersifat sementara dan jangka pendek, dalam artian bahwa kepanitiaan akan berakhir jika kegiatan/tugas selesai.
2. PENENTUAN TEMA
            Dalam suatu kegiatan sangat diperlukan suatu tema untuk memberi batasan dan memberi arah pada kegiatan yang akan dilakukan. Dan tema dalam suatu kegiatan dapat diambil dari kejadian yang ada di lingkungan kita. Misalnya tema tentang Alam ( SAVE THE NATURE GUYS).
3. PEMBUATAN TIME SCHEDULE
            Dalam suatu kepanitiaan harus membuat susunan jadwal kerja atau yang biasa disebut time schedule. Time schedule sendiri berfungsi untuk menertibkan kinerja tiap divisi dalam kepanitiaan. Dengan time schedule diharapkan kinerja panitia sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4.  PENUNJUKAN STAGE MANAGER DAN PEMBUATAN RUN DOWN
            Stage Manager bertugas merumuskan atau menetapkan secara lebih detail pelaksanaan acara pada hari-H terutama pada konsep penampilan dan pengisi acara, tata panggung dan tata lampu serta terjun langsung ke lapangan pada hari-H dan turun tangan langsung. Run down adalah detail susunan acara dalam suatu kegiatan pada hari-H. Dalam run down tercantum secara detail person yang terlibat dan peralatan yang dibutuhkan dalam setiap penampilan serta keterangan-keterangan yang diperlukan.
5. PEMENTASAN PRA PEMENTASAN
            Dalam tahap ini dilakukan gladi bersih sebagai persiapan terakhir untuk menuju sebuah pementasan. Tujuan dari tahap ini adalah sebagai simulasi pada hari-H agar seluruh panitia yang terlibat siap untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat melakukan sebuah pementasan.
6.  PEMENTASAN
            Pada tahap ini seluruh panitia diharapkan fokus pada pertunjukan sesuai dengan job description masing-masing dan berkoordinasi dengan stage manager agar pementasan berjalan sesuai dengan run down.
7.  EVALUASI PEMENTASANAN
Ketika tugas telah selesai dilaksanakan, ketika acara telah berakhir, kerja kepanitiaan belumlah berakhir. Karena masih harus dilakukan pertanggungjawaban dari kepanitiaan dalam bentuk LPJ. LPJ dimaksudkan untuk memastikan, apakah planning yang dilakukan pada awal kepanitiaan berjalan sebagaimana mestinya.
Berikut ini merupakan gambaran kepanitiaan dalam sebuah pertunjukan secara garis besar:
1. Pimpinan Produksi
Pimpinan produksi adalah orang yang ditunjuk untuk mengorganisir pementasan suatu seni pertunjukan. Pimpinan produksi bertanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dan keberhasilan produksi seni dipergelarkan. Komitmen kerja, tanggung jawab personal, dan kapasitas kerjanya serta kapabilitas performa untuk mengatur dan memimpin produksi menjadi tanggungjawabnya.
Tanggung jawab pimpinan produksi adalah menentukan keberhasilan dan terlaksanannya pemantasan karya seni pertunjukan. Target operasional yang harus dicapai dengan melalui cara memotivasi bawahan, mendorong pelaksanaan produksi sampai pada puncak harapan adalah bentuk tanggung jawab yang dipikulnya. Oleh sebab itu, produksi karya seni yang dipentaskan merupakan taruhan tugas, tanggung jawab dan kerangka kerja yang harus diimplementasikan secara maksimal.
2. Pimpinan Artistik
Pimpinan artistik adalah pimpinan produksi yang bertindak dan bertanggung jawab atas karya seni yang diproduksikan. Tanggung jawab artistik karya, performa penyajian hingga tata urut pementasan agar dapat menyajikan urutan pementasan yang harmonis adalah menjadi tanggung jawab pimpinan artistik Berbagai capaian karya seni dipertunjukan menjadi bagian tanggung jawab moral yang tidak dapat dibayarkan melalui penataan artistik karya seni.
Dengan demikian masalah teknis, tata letak setting, tata indah pencahayaan, dan artistiknya kostum artis menjadi tanggung jawaqb yang diemban oleh pimpinan artistik. Pimpinan artistik membawahi staf yang bertugas pada saat karya seni dipertunjukan di atas panggung atau stage.
2.1 Pimpinan Panggung & Kru
Orang yang berada dalam kordinasi di panggung. Secara umum dia disebut stage manager. Tugas dan tanggung jawab pimpinan dan staf panggung adalah mengatur urutan pementasan berdasarkan advis pimpinan artistik serta mengakumulasi berbagai kebutuhan mulai dari alat-alat musik yang digunakan pementasan hingga bagaimana setting, pencahayaan, musik dan efek musik serta berbagai kebutuhan lain yang diminta pimpinan produksi atau penyaji karya seni dalam suatu produksi pementasan.
2.2 Penata Cahaya & Kru
Penata cahaya bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara hirarki laporan kejadian berdasarkan prasaran penyaji karya seni tanggung jawab penata cahaya secara tidak langsung bertanggung jawab kepada pimpinan panggung dan penyaji.Beban tanggung jawab dan tugas penata cahaya adalah menjadi sumber sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan.
2.3 Penata Sound dan Musik & Kru
Penata musik dan sound juga bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara hirarki matihidup, keras-lembut, jernih-paraunya musik dan sound harus dilaporkan kepada pimpinan panggung untuk konsolidasi, serta bahan laporan kepada penyaji karya seni yang dipergelarkan. Kejadian yang muncul sebagai akibat kelalaian dan kecelakaan pementasan dapat mempengaruhi kualitas pementasan dalam ukuran kualitas musik dan sound. Tanggung jawab yang diemban berdasarkan dilakukan berdasarkan prasaran penyaji.

2.4 Penata Properti & Kru
Penata properti dan kru bertanggung jawab langsung kepada pimpinan artistik, namun secara herarki masih sama dengan staf lain dilingkungan artistik yakni melaporankan kejadian dan layanan pemesanan yang diminta penyaji karya seni dan prasaran penata artistik berdasarkan pada saat kebutuhan alat diminta oleh kedua belah pihak. Beban tanggung jawab dan tugas penata properti adalah menjadi layanan pemenuhan kepada penyaji karya seni dan tuntutan artistik garapan berdasarkan prasaran dari pimpinan artistik. Sukses dan artistiknya pementasan karya seni yang dipergelarkan kebutuhan properti yang diharapkan penyaji dan pimpinan artistik diberikan sepenuhnya atau layanan purna lengkap kepada kedua belah pihak. Masalah kelengkapan properti untuk kebutuhan penari tanggung jawab staf ini.

2.1.4  MANAJEMEN PERGELARAN/PERTUNJUKAN
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan sebuh pementasan yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pertunjukan baik itu berupa materi pementasan sampai padan artistic di atas panggung.
Berikut ini merupakan beberapa orang yang sangat berperan dalam manajemen pertunjukan dan tugasnya. adalah :
1. Konsep master
2. Team partisi
3. Team music
4. Team artistic panggungdan juga lighting
5. Team dokumentasi
6. Team kostum dan make up
7. Team koreografi
8. Publikasi yang mendesain dari produk publikasi.
Berikut ini merupakan hal-hal penting dalam manajemen pertunjukan :
 1. Sebelum Pementasan
- Mengukur kemampuan perorangan dan kelompok,
- Mengendalikan obsesi dan emosi dengan mementingkan logika dan nilai rasa,
- Membuat time schedule dan story board pementasana
- Membuat job description yang mantap,
- Konsultasi/sharing dengan orang yang lebih berpengalaman,
- Memperhitungkan segala kebutuhan secara terperinci,
- Membuat inventaris barang dan pihak yang bersinggungan,
- Menyediakan kas (sebatas kemampuan) untuk pendanaan kegiatan,

2. Saat Pementasan
- Berpedoman konsep yang sudah disiapkan,
- Melakukan koordinasi satu sama lain,
- Memastikan perlengkapan dan peralatan dengan baik,
- Mengecek sirkulasi tiket dan undangan,
- Mengecek ulang kondisi gedung dan mobilisasi penonton,
- Mengantisipasi gangguan teknis dan keamanan yang tidak diinginkan,

3.  Setelah Pementasan
- Evaluasi pementasan
- Mengecek keadaan panggung dan gedung pertunjukan,
- Mengecek dan menempatkan perlengkapan/peralatan pada posisi semula,
- Mengevaluasi kerja setiap elemen pementasan,
- Melaporkan hasil kegiatan dengan pihak yang berkepentingan.

2.2 Proposal Pameran

BAB I
PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa perkembangan seni rupa di negara indonesia sangatlah pesat. Berbagai lukisan seni rupa baru bermunculan dimana-mana. Para seniman berlomba menunjukkan kemampuannya dalam melukid karya seni rupa. Maka dari itu kita sebagai bangsa indonesia harus melestarikan dan menjaga seni rupa agar tidak luntur.
Seni rupa sangat terkait dengan gambar. Banyak peninggalan-peniggalan prasejarah yang memperlihatkan bahwa sejak jaman dahulu nenek moyang kita telah mulai membuat lukisan seni rupa di dinding-dinding gua. Lukisan hanya di buat menggunakan bahan yang sederhana seperti, arang,  batu, kapur, dan lain sebagainya. Lukisan seni rupa banyak dilukiskan di bidang datar seperti, dinding, lantai, kertas, kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern cara ini di sebut dengan dwi matra (dua dimensi).
Jadi dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang seni khususnya seni rupa. Untuk  memenuhi tugas akhir mata kuliah seni rupa, karya Mahasiswa semester 3 prodi PGSD perlu di buat untuk dipamerkan sehingga dapat meningkatkan kreativitas, kemampuan, dan bakat mahasiswa di bidang seni rupa. Dengan di adakannya pameran ini di harapkan pengunjung dapat mengapresiasi karya mahasiswa, sehingga para mahasiswa dapat membuat karya yang lebih baik lagi.


BAB II
NAMA KEGIATAN
“Pameran Seni Rupa”
MAHASISWA PRODI PGSD 3A STKIP PGRI TULUNGAGUNG

BAB III
WAKTU PELAKSANAAN

1.      Hari/taggal :  Senin 25 Januari – Rabu 27 Januari 2016
2.      Waktu : 08.00 WIB – selesai

BAB IV
TEMPAT

1. Halaman parkir kampus STKIP PGRI TULUNGGAUNG
2. Mini Hall kampus STKIP PGRI TULUNGAGUNG


BAB V
TEMA

Melalui kegiatan pameran dalam rangka “Meninggkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Berkarya Dan Mengapresiasi Seni Rupa” dengan tema “Melestarikan Dan Mengembangkan Bakat Seni Rupa Anak Bangsa” yang akan dilaksanakan di Kampus STKIP PGRI TULUNGAGUNG diharapkan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan dan tidak ada halangan satu hal apapun. Pada tema kali ini kami akan mengusung semua karya Mahasiswa PGSD semeter III yang sudah di seleksi.

BAB VI
TUJUAN

1.     Memupuk rasa cinta dan mengembangkan budaya nasional.
2.     Di Prodi PGSD sebagai perwujudan hasil praktek akhir dari mata kuliah seni rupa.
3.     Sarana untuk menunjukkan dan mengembangkan talenta (bakat) seni pada Mahasiswa  dan masyarakat dengan harapan mendapat pengakuan umum.
4.     Sarana prestasi artinya pameran seni rupa merupakan ajang berprestasi, kompetisi, dan timbul pemikiran untuk berbuat dan berkarya yang baik.
5.     Sarana apresiasi artinya dengan melihat pameran seni rupa akan muncul berbagai tanggapan, kritik, penilaian, sarana penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berkreasi dalam berkarya dan berolah seni.
6.     Sarana edukatif artinya sarana pembelajaran kepada orang lain, menanamkan akan nilai-nilai keindahan (estetika) dalam lingkup luas, dan mendidik siswa akan keseimbangan batin/rasa dengan akal/pikiran.
7.     Sarana rekreasi artinya pameran dapat untuk sarana hiburan. Dengan melihat pameran timbul rasa senang, segar, dan menghilangkan kejenuhan dan ketegangan batin dan fisik.

BAB VII
SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung : Kepala Kampus STKIP PGRI TULUNGAGUNG
(Drs. H. Djoko Edi Yuwono, M.M.)
Penanggung jawab : Dosen Seni Rupa (Muhammad Reyhan Florean , M.Pd.)
Pembina Pameran :  Dosen Seni Rupa (Muhammad Reyhan Florean , M.Pd.)
Ketua : Angga Purbo Sasono
Wakil ketua : Elmi Apriliana Sholekhah
Sekretaris : Tria Mega Pratiwi
Bendahara : Fury Rachmaningarum dan Jauharotul Habiba
Seksi-seksi terdiri dari :
Seksi karya :  Tria Mega Pratiwi
Seksi Stand & perlengkapan :  Elmi Apriliana Sholekhah
Seksi dekorasi & dokumentasi : Fury Rachmaningarum dan Jauharotul       Habibah
Seksi acara & komsumsi :  Angga Purbo Sasono

BAB VIII
ANGGARAN
1) Pemasukan
Iuran Mahasiswa(Khas Kelas ) Rp. = Rp  1.000.000
Subsidi dari sekolah (BDS) = Rp. 1.000.000
+
= Rp. 2.000.000
2) Pengeluaran
Perlengkapan (sounds system, tratak, panggung, kursi, dll) = Rp.    350.000
Pergelaran (kerta, figura, paku, kawat, lem, lakban, dll (Pameran)) = Rp.    150.000
ATK ( Alat tulis kertas) = Rp.     200.000
Dokumentasi (Video) = Rp.    250.000
Komsumsi = Rp.    150.000
Lain-lain = Rp.    150.000 
   +
Total = Rp.  1.250.000

BAB IX
SUSUNAN ACARA
Hari I
Hari, tanggal : Senin, 25 Januari 2016
Acara : 1) 08.00-09.00  : Pembukaan oleh Kepala Kampus STKIP PGRI       TULUNGAGUNG
  Hari II
Hari, tanggal : Selasa, 26 Januari 2016
Acara : 1) 08.00-21.00 : Kunjungan semua Dosen, Mahasiswa, Masyarakat dan Dosen
Hari III   
Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016
Acara :  1) 14.00-15.00 : Penutup oleh bidang kemahasiswaan


BAB X
PENUTUP

Demikian proposal ini kami ajukan sebagai laporan. Kami mohon saran dan petunjuk dari kepala Kampus STKIP PGRI TULUNGAGUNG dan pembina dari kegiatan pameran agar pelaksanaan kegiatan pameran ini dapat berlangsung lancar dan sukses dan semoga kegiatan pameran ini dapat bermanfaat bagi semua Mahasiswa STKIP PGRI TULUNGAGUNG dan menambah daya ekspresi dan meningkatkan kemampuan mengapreiasi. Amin
Tulungagung, 04 Desember 2016

              Pembina Pameran                                                                Ketua

Muhammad Reyhan Florean, M.Pd.                                      Angga Purbo Sasono
NIP.                                                                                         NPM. 14186206030

Mengetahui

Drs. H. Djoko Edi Yuwono, M.M.
NUPN. 99.0701.1659

BAB III
PENUTUP

       Kesimpulan
Secara etimologis manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (merencanakan).  Pada dasarnya, ada dua tujuan utama dalam memelajari manajemen. Pertama, agar orang atau kelompok dapat bekerja secara efisien. Maksudnya, mereka dapat bekerja dengan suatu cara atau metode sistematis sehingga segala sumber yang ada (tenaga, dana, dan peralatan) dapat digunakan lebih baik.
Dengan begitu, akan tercapai hasil yang diharapkan. Dalam arti lain, efisiensi itu terjadi jika pengeluaran lebih kecil dari penghasilan, atau hasil yang diperoleh lebih besar dari penggunaan sumber yang ada. Kedua, tujuan memelajari manajemen agar dalam bekerja atau melakukan usaha dapat dicapai ketenangan, kelancaran, dan kelangsungan usaha itu sendiri.
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir. Melalui Perencanaan, Pengorganisasian dan Pengendalian.
Secara khusus penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat yaitu, untuk menumbuhkan dan menambah kemampuan kalian dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain serta menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif.
Kegiatan pameran karya seni rupa ini memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Pameran seni rupa pada hakekatnya berfungsi sebagai pembangkit apresiasi seni pada masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara seniman dengan penonton. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pameran di antaranya adalah ketersediaan karya seni rupa yang akan dipamerkan, adanya pihak panitia penyelenggara pameran, pengunjung pameran dan tempat pameran.


Daftar Rujukan
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/research/manajemen-pameran/
http://ca6661.blogspot.co.id/2014/05/contoh-proposal-kegiatan-pameran-seni.html

SENI RUPA TRIMATRA : Topeng Kertas


** Alat dan Bahan :
1. Kertas ( koran,majalah,dll)
2. Cetakan topeng
3. Air ( untuk meleburkan kertas )
4. Lem fox
5. Cat ( Avitex, cat air, dsb)
6. Kuas
7. Timba

** Langkah pembuatan :
1. Pertama-tama sobek kertas dalam ukuran kecil ( jangan terlalu kecil )
2. Masukkan kedalam timba yang berisi air, remas-remas kertas hingga lembut/menjadi bubur
3. Diamkan kurang lebih 10 menit, setelah itu saring bubur kertas tadi. Peras kertas hingga kadar airnya berkurang.
4. Siapkan cetakan topeng, lapisi kertas koran yang basah di atas topeng dengan tujuan agar saat di lepas nantinya mudah
5. Tempelkan bubur koran tadi sedikit demi sedikit hingga hasilnya bagus
6. Jika dirasa sudah bagus, oleskan lem fox di atas topeng secara merata  dengan maksud agar tidak lepas bubur kertasnya saat kering nanti
7. Jemur topeng di bawah sinar matahari
8. Setelah kering, topeng siap diwarnai. Jemur lagi agar warna cepat kering.
9. Selesai :) Selamat mencoba ^^

SENI RUPA DWIMATRA : Montase


** Alat dan Bahan :
1. Koran, majalah, buku cerita (yang bergambar)
2. Buku gambar A3, kertas pelangi
3. Gunting
4. Lem Fox

** Langkah-langkah :
1. Gunting gambar yang kalian inginkan di dalam koran, majalah ataupun buku cerita
2. Tentukan konsep apa yang ingin kalian buat
3. Tempelkan gambar-gambar yang telah kalian gunting tadi pada kertas gambar/kertas pelangi menggunakan lem ( usahakan backgroun jangan putih agar lebih bagus, bisa diwarnai/ditempel kertas warna)
4. Selamat mencoba :)

SENI RUPA DWIMATRA : Kolase menggunakan "Hewan Mati"


** Alat dan Bahan :
1. Hewan ( jangan hewan yang terlalu kecil, minimal : jangkrik)
2. Formalin pekat
3. Injeksi
4. Air
5. Lem ( saya menggunakan lem fox dan Lem UHU)
6. Bahan tambahan (daun-daunan, bunga, serbuk kayu, batang pisang yang kering, dsb)

** Langkah-langkah :
1. Campurkan formalin pekat dengan air ( jangan sampai terkena kulit karana berbahaya)
2. Ambil formalin yang telah dicampurkan air menggunakan injeksi
3. Ambil hewan yang masih hidup lalu injeksi hewan secukupnya hingga hewan kaku
4. Semprotkan formalin yang dicampur dengan air dibagian tubuh luar hewan
5. Jemur sebentar dibawah sinar matahari
6. Susun hewan, sesuka kalian bisa ditambahkan bahan-bahan dari alam agar terkesan hidup
7. Selamat berkarya :)